Minggu, 05 Oktober 2014

Gol untuk Indonesia

Gol untuk Indonesia
Pagi ini Arina menjalankan akitivitasnya seperti biasa. Bangun dari mimpi, pergi menuju “rumah kedua”nya, dan berlatih musik. Sepertinya hari-hari yang ia lewati sangat membosankan. Entah apa lagi yang harus dilakukan untuk membuat harinya lebih bewarna. Ia seperti gadis lainnya yang suka bernyanyi, menggambar, berdandan, ataupun bermain. Arina juga pastinya tak paham dengan apa yang teman-teman lelakinya bicarakan. Sepak bola, ya itulah topik yang sangat sering dibahas oleh anak laki-laki. Menurut Arina, bermain bola itu aneh. Satu benda kecil tetapi direbut oleh banyak orang, seperti tak ada hal lain saja.
Namun  ada yang berbeda di hari ini, ia sering mendengar kata “bola” dan “Indonesia” . Saat di sekolah ataupun saat berlatih band, teman-temannya membicarakan hal itu. Arina hanya bisa terdiam dan tak tertarik sama sekali akan pembicaraan itu. Tetapi hal itu juga membuatnya penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
Beberapa hari kemudian setelah hari itu, Arina mengalami hal yang paling aneh untuknya. Hal kecil tetapi mengubah pikiran, sikap, dan kebiasaannya. Seusai menunaikan solat Magrib, ia mendengar lagu kebangsaan dari televisi. “Apa apaan sih jam segini ada lagu Indonesia Raya?” tanyanya dalam hati. Dengan penasaran, ia berjalan menuju ruang keluarga untuk melihat acara di tv. Terlihat beberapa laki-laki berdiri menggunakan baju bewarna merah dengan menaruh tangan kanannya ke dada kiri sambil bernyanyi Indonesia Raya. “Mama, itu acara apa?” tanya Arina pada Mamanya. “Timnas tanding, turnamen sepak bola AFF se-Asia Tenggara. Udah semifinal lho lawan Filipina” jawab Mama. “Oh jadi ini toh  yang lagi hitz dibicarain orang-orang,” gumam Arina. Entah apa yang membuatnya tertarik untuk menonton padahal Arina sama sekali tak suka dan tak tahu tentang bola. Ia duduk menyaksikan aksi memainkan si kulit bundar dan tak terasa ia larut dalam pertandingan. Rasa deg-degan kini hadir menyelimuti dirinya, Arina pun juga tak sadar berteriak-teriak saat menyaksikan. Beberapa menit kemudian, “GOL! INDONESIA! TENDANGAN KAKI KIRI GONZALES!” terdengar teriakan komenator dari televisi. Arina pun turut senang, ia merasa seperti ikut di dalam kegembiraan sekaligus ketegangan itu. Tak lama kemudian, Indonesia menambah keunggulan lagi dan sampai akhirnya menang 2-0. Arina sangat merasa berbeda malam itu, baru kali ini ia menonton sepak bola sekaligus ikut gembira karenanya. Dunia Arina serasa berubah 180 derajat. Sebelumnya sama sekali tak tertarik sepak bola menjadi sangat tertarik, yang semula tak pernah melihat sepak bola tetapi saat pertama menyaksikan langsung bahagia, yang awalnya tak ada rasa nasionalisme sekarang menjadi penuh kecintaan terhadap Indonesia. Inilah hidup, banyak hal yang terjadi padahal itu tak terduga dan tak terpikirkan sebelumnya. Hal kecil yang membawa perubahan besar di dalam hidup.
Pada malam itu juga, Arina langsung mencari tahu tentang Timnas Indonesia yang bermain di ajang AFF. Ia pun menuliskan semua nama pemain, posisi, dan tempat tanggal lahirnya. Padahal esok hari ada ujian tengah semester, tetapi untungnya ia sudah selesai belajar. Betapa senangnya ia sampai-sampai menghafal identitas para pemain dan mencari foto-fotonya. Kini ia pun paham dengan apa yang teman-temannya bicarakan.
            Ke esokan harinya, Arina berangkat sekolah seperti biasa. Tetapi ada yang berbeda dalam dirinya hari ini. Ia pun langsung mengajak temannya berbicara tentang kemenangan Indonesia melawan Filipina kemarin malam. Teman-temannya kaget melihat sikap Arina yang seperti itu. Ia pun bercerita juga tentang apa yang terjadi padanya kemarin. Sepertinya Arina tidak ingin berhenti membicarakan bola. Ia juga menyempatkan diri untuk menghafal nama-nama para pemain serta tanggal lahirnya. Sampai-sampai teman-temannya bertanya, “Kamu cewek kok suka sepak bolanya kebangeten sih?” Arina hanya tertawa karena ia juga tak tahu mengapa Tuhan menjadikannya seperti itu. Ia hanya tahu dan yakin satu hal, kalau kejadian itu akan membuatnya lebih baik.  
            Sebentar lagi Indonesia akan melakoni laga final melawan Malaysia di turnamen Piala AFF. Tentu saja Arina sangat tak sabar untuk menonton laga itu. Setiap hari, ia mencari informasi di televisi tentang Timnas. Kalau acara di tv sudah tidak membicarakan timnas lagi, ia mematikan tv-nya karena tidak tertarik akan hal lain. Media massa sangat ramai membicarakan timnas sampai sampai beberapa stasiun tv membuat video singkat tentang timnas. Arina sangat senang dan bisa bisa menangis jika melihat video itu. Ia terharu akan perjuangan pemain-pemain timnas yang menguras energi untuk membanggakan Indonesia.
Akhirnya hari final pun datang. Arina sangat tak sabar menunggu. Ia menghabiskan waktunya untuk menonton berita-berita tentang timnas. Pertandingan hari ini mungkin juga ditunggu oleh masyarakat Indonesia karena melawan negeri tetangga yaitu Malaysia. Selain  itu, final ini merupakan sesuatu yang membanggakan bagi Indonesia karena setelah sekian lama Indonesia tak pernah lolos sampai ke final.
Malam pun tiba. Pertandingan yang ia tunggu-tunggu dengan penuh ketegangan akhrinya datang. Indonesia melawan Malaysia di Bukit Jalil, Malaysia. Itu adalah tantangan tersendiri bagi Indonesia karena harus bermain di rumah orang dengan tekanan yang berat. Ketegangan sekaligus kebahagiaan Arina memuncak. Dengan semangat, ia berdiri di depan layar kaca dan menaruh tangannya di dada kiri selayaknya para pemain untuk bernyanyi Indonesia Raya. Tanpa disadari air matanya mengalir diiringi lagu kebangsaan. Inilah pertama kalinya ia bernyanyi sampai menangis seperti ini. Ia merasakan adanya sesuatu yang menggetarkan hatinya saat ia melantunkan lagu Indonesia Raya. Apalagi ketika ia melihat para pemain dan gema suara supporter di stadion, merindinglah ia.
Suara peluit wasit pun dibunyikan. Betapa deg-deg­an­nya saat menyaksikan. Ketika Malaysia menyerang Indonesia, ia langsung memejamkan mata dan menutup telinganya seraya berdoa agar Indonesia tidak kebobolan. Pertandingan malam ini memang menguras emosi. Malaysia dan Indonesia sama-sama dapat menyerang. Pada babak pertama, imbang 0-0. Arina cukup bangga dan sedikit merasa tenang akan perolehan itu. Babak kedua pun dimulai. Emosi Arina memuncak di babak kedua ini. Pemain Malaysia berhasil menjebol gawang Indonesia sehingga skor berubah menjadi 1-0. Arina sangat sedih, namun ia masih percaya kalau Indonesia bisa menang. Tiba-tiba, terlihat sinar kecil bewarna hijau menyoroti muka penjaga gawang Indonesia. Sepertinya ada sinar laser yang digunakan salah satu supporter di stadion. Hal itu jelas mengganggu konsentrasi pemain dan akhirnya permainan dihentikan sejenak. “Itu kenapa sih harus nge-laser segala? Kalau mau menang tuh sportif dong!’ ujar Arina emosi dalam hati. Tiba-tiba, lemparan botol-botol menghujani lapangan. Hal itu membuat Arina sangat kesal. Ia yakin pasti masyarakat Indonesia lainnya yang menonton juga akan sangat kesal pada oknum yang melakukan itu. Akhirnya pertandingan pun di lanjutkan. Malaysia tiba-tiba menyerang Indonesia, Arina langsung memejamkan mata dan menutup telinga. Tapi sayangnya, serangan itu membuahkan gol. Sehingga Malaysia unggul kembali dengan 2-0. Terlihat lemparan botol mengenai daerah gawang Indonesia. Dengan suasana pertandingan yang panas dan emosi, Arina pun bertambah sangat sedih dan akhirnya ia menangis. Ia langsung mengambil air wudhu lalu mendirikan solat. Tangisannya tak bisa terbendungkan. Ia juga mengadahkan tangannya pada yang Kuasa agar Indonesia diberi kemenangan. Tangisannya masih mengalir, rasa deg-degan pada dirinya juga masih menyelimuti. Terdengar suara dari televisi yang menggambarkan keriuhan. Arina merasa kalau terjadi gol. Ia pun mengkhusyukkan doanya dan terus meminta pada-Nya agar diberikan kemenangan dan kekuatan untuk Indonesia. Setelah selesai, ia kembali ke depan televisi dan melihat papan skor. Ternyata Malaysia sekarang unggul 3-0. Betapa sedihnya perasaan Arina malam ini. Peluit wasitpun terdengar menandakan berkahirnya pertandingan malam ini. Arina langsung menuju kamarnya masih diiringi air mata. “Ya Allah, hamba tau malam ini ternyata Indonesia kalah. Tapi aku yakin ini adalah hal terbaik yang Engkau berikan. Lagian kan mereka juga menang dengan cara yang kurang sportif. Engkau tau yang terbaik. Semoga di pertandingan final selanjutnya Indonesia bisa menang ya, Ya Allah. Aamiin,” ucap Arina sambil memejamkan matanya.
            Indonesia masih punya kesempatan sekali lagi. Pertandingan final diadakan 2 kali. Setelah kekalahan melawan Malaysia 3-0 dikandang Malaysia, final kedua akan diadakan di Indonesia. Ya setidaknya jika bertanding di Indonesia, timnas akan lebih semangat lagi. Arina sangat kagum dengan semangat dan rasa nasionalisme yang dipunyai para pemain. Terdapat 2 pemain naturalisasi tetapi rasa bangga mereka terhadap Indonesia begitu kental. Mengapa orang yang dilahirkan asli di Indonesia dan berdarah Indonesia terkadang rasa cinta terhadap negerinya kurang atau bahkan tidak ada? Padahal, banyak warga negara asing yang mengabdikan dirinya untuk Indonesia dan punya rasa cinta untuk Indonesia yang tinggi.
Laga final kedua malam ini dimulai. Malam ini, malam yang  berbeda bagi Arina. Arina akan menyaksikan pertandingan itu bersama-sama di salah satu monumen yang sangat terkenal di kotanya. Bahasa gaulnya "nobar" atau nonton bareng. Arina bersama teman-teman bandnya juga tampil di tempat itu sebelum nobar. Banyak sekali yang datang ke sana untuk nobar pertandingan final kedua Indonesia melawan Malaysia.
Layar besar yang terpajang di sana menampakkan para pemain sudah memasuki lapangan. Orang-orang yang nobar termasuk Arina berteriak dan tepuk tangan selayaknya di stadion. Arina sangat senang karena merasa seperti nonton langsung di stadion. Merinding tubuhnya dan mengalir air matanya ketika bernyanyi Indonesia Raya. Setelah itu, ia memanjatkan doa agar Indonesia bisa menang. Arina menyaksikannya dengan penuh ketegangan dan rasa bangga. Ia juga mengenakan baju tiruan yang dipakai oleh timnas.
Indonesia dan Malaysia saling menyerang. Banyak momen yang membuat Arina sangat deg-degan. Tak hentinya ia berdoa untuk kemenangan Indonesia malam ini. Tetapi, ada sesuatu yang membuat Arina kesal. Indonesia mendapat hadiah tendangan penalti dan Bambang Pamungkas yang mengambil tendangan itu. Ya tentu seluruh masyarakat Indonesia menginginkan terciptanya gol, namun ternyata tendangan itu meleset sehingga kedudukan masih 0-0. Kegagalan mengeksekusikan penalti memang membuat Arina kecewa tetapi yang membuat Arina kesal bukanlah itu. Kata-kata para penontonlah yang membuat ia kesal. Setelah kegagalan penalti itu, banyak penonton yang berkata kasar ataupun mengejek pemain timnas. Kenapa harus dijelek-jelekin sih? Hargai dong! Mereka kan juga udah berjuang sampai bisa ke final, dan itu enggak mudah. Kalau dukung tuh gak pas menang doang, kalau kalah juga harus didukung! ujar Arina kesal di dalam hati.
Pertandingan terus berlangsung. Sekarang kedudukan berubah menjadi 1-0 atas keunggulan Malaysia. Tetapi Arina tetap optimis kalau Indonesia bisa menang, selama peluit wasit belum tertiup berarti masih ada kesempatan. Tiba-tiba, GOOOOOLLL!!! teriakan kegembiraan meluap. Akhirnya momen yang ditunggu datang juga. Arina mencoba meniru gaya selebrasi pemain yaitu mengacungkan jarinya. Saat ia melakukan hal itu, Arina merasakan seperti terbang dan sangat bahagia. Sekarang ia mengerti mengapa pemain melakukan hal itu. Arina dapat menyimpulkan bahwa selebrasi adalah salah satu cara bersyukur dan untuk meluapkan emosi.
Papan skor masih menunjukkan angka 1-1. Menit-menit akhir pertandingan, Indonesia masih bisa mencetak gol satu lagi sehingga berubah menjadi 2-1. Akhirnya, wasit pun meniup peluit akhir pertandingan. Betapa senangnya Arina malam ini karena Indonesia bisa menang. Tetapi di sisi lain, Arina juga kecewa karena Indonesia gagal juara AFF tahun ini. Pada laga final Indonesia hanya mampu mengumpulkan gol 2 sedangkan Malaysia 4. Arina menangis melihat para pemain yang menangis kecewa karena gagal menjadi juara.
Kalian tetap juara dan akan selalu juara bagiku, Indonesia. Suatu hari nanti, aku yakin sepak bola kita bisa bangkit, maju, dan jadi juara di dunia. Aku juga akan menjadi bagian darimu Timnas untuk Indonesia. Semangat! ucap Arina dalam hatinya sambil tersenyum haru.