Gol untuk Indonesia
Pagi ini Arina
menjalankan akitivitasnya seperti biasa. Bangun dari mimpi, pergi menuju “rumah
kedua”nya, dan berlatih musik. Sepertinya hari-hari yang ia lewati sangat
membosankan. Entah apa lagi yang harus dilakukan untuk membuat harinya lebih
bewarna. Ia seperti gadis lainnya yang suka bernyanyi, menggambar, berdandan,
ataupun bermain. Arina juga pastinya tak paham dengan apa yang teman-teman
lelakinya bicarakan. Sepak bola, ya itulah topik yang sangat sering dibahas
oleh anak laki-laki. Menurut
Arina, bermain bola itu aneh. Satu benda kecil tetapi direbut oleh banyak
orang, seperti tak ada hal lain saja.
Namun ada yang berbeda di hari ini, ia sering
mendengar kata “bola” dan “Indonesia” . Saat di sekolah ataupun saat berlatih band, teman-temannya membicarakan hal
itu. Arina hanya bisa terdiam dan tak tertarik sama sekali akan pembicaraan
itu. Tetapi hal itu juga membuatnya penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
Beberapa hari kemudian setelah
hari itu, Arina mengalami hal yang paling aneh untuknya. Hal kecil tetapi
mengubah pikiran, sikap, dan kebiasaannya. Seusai menunaikan solat Magrib, ia
mendengar lagu kebangsaan dari televisi. “Apa apaan sih jam segini ada lagu Indonesia Raya?” tanyanya dalam hati.
Dengan penasaran, ia berjalan menuju ruang keluarga untuk melihat acara di tv.
Terlihat beberapa laki-laki berdiri menggunakan baju bewarna merah dengan
menaruh tangan kanannya ke dada kiri sambil bernyanyi Indonesia Raya. “Mama,
itu acara apa?” tanya Arina pada Mamanya. “Timnas tanding, turnamen sepak bola
AFF se-Asia Tenggara. Udah semifinal
lho lawan Filipina” jawab Mama. “Oh jadi ini toh yang lagi hitz dibicarain orang-orang,” gumam
Arina. Entah
apa yang membuatnya tertarik untuk menonton
padahal Arina
sama sekali tak suka dan tak tahu tentang bola. Ia duduk menyaksikan aksi memainkan si
kulit bundar dan tak terasa ia larut dalam pertandingan. Rasa deg-degan kini
hadir menyelimuti dirinya, Arina pun juga tak sadar berteriak-teriak saat
menyaksikan. Beberapa menit kemudian, “GOL! INDONESIA! TENDANGAN KAKI KIRI
GONZALES!” terdengar teriakan komenator dari televisi. Arina pun turut senang,
ia merasa seperti ikut di dalam kegembiraan sekaligus ketegangan itu. Tak lama
kemudian, Indonesia menambah keunggulan lagi dan sampai akhirnya menang 2-0.
Arina sangat merasa berbeda malam itu, baru kali ini ia menonton sepak bola
sekaligus ikut gembira karenanya. Dunia Arina serasa berubah 180 derajat.
Sebelumnya sama sekali tak tertarik sepak bola menjadi sangat tertarik, yang
semula tak pernah melihat sepak bola tetapi saat pertama menyaksikan langsung
bahagia, yang awalnya tak ada rasa nasionalisme sekarang menjadi penuh
kecintaan terhadap Indonesia. Inilah hidup, banyak hal yang terjadi padahal itu
tak terduga dan tak terpikirkan sebelumnya. Hal kecil yang membawa perubahan
besar di dalam hidup.
Pada malam itu juga, Arina langsung
mencari tahu tentang Timnas Indonesia yang bermain di ajang AFF. Ia pun
menuliskan semua nama pemain, posisi, dan tempat tanggal lahirnya. Padahal esok
hari ada ujian tengah semester, tetapi untungnya ia sudah selesai belajar.
Betapa senangnya ia sampai-sampai menghafal identitas para pemain dan mencari
foto-fotonya. Kini ia pun paham dengan apa yang teman-temannya bicarakan.
Ke
esokan harinya, Arina berangkat sekolah seperti biasa. Tetapi ada yang berbeda
dalam dirinya hari ini. Ia pun langsung mengajak temannya berbicara tentang
kemenangan Indonesia melawan Filipina kemarin malam. Teman-temannya kaget
melihat sikap Arina yang seperti itu. Ia pun bercerita juga tentang apa yang
terjadi padanya kemarin. Sepertinya Arina tidak ingin berhenti membicarakan
bola. Ia juga menyempatkan diri untuk menghafal nama-nama para pemain serta
tanggal lahirnya. Sampai-sampai teman-temannya bertanya, “Kamu cewek kok suka
sepak bolanya kebangeten sih?” Arina hanya tertawa karena ia juga tak tahu
mengapa Tuhan menjadikannya seperti itu. Ia hanya tahu dan yakin satu hal,
kalau kejadian itu akan membuatnya lebih baik.
Sebentar
lagi Indonesia akan melakoni laga final melawan Malaysia di turnamen Piala AFF.
Tentu saja Arina sangat tak sabar untuk menonton laga itu. Setiap hari, ia
mencari informasi di televisi tentang Timnas. Kalau acara di tv sudah tidak
membicarakan timnas lagi, ia mematikan tv-nya karena tidak tertarik akan hal
lain. Media massa sangat ramai membicarakan timnas sampai sampai beberapa
stasiun tv membuat video singkat tentang timnas. Arina sangat senang dan bisa
bisa menangis jika melihat video itu. Ia terharu akan perjuangan pemain-pemain
timnas yang menguras energi untuk membanggakan Indonesia.
Akhirnya hari final pun datang. Arina
sangat tak sabar menunggu. Ia menghabiskan waktunya untuk menonton
berita-berita tentang timnas. Pertandingan hari ini mungkin juga ditunggu oleh
masyarakat Indonesia karena melawan negeri tetangga yaitu Malaysia. Selain itu, final ini merupakan sesuatu yang
membanggakan bagi Indonesia karena setelah sekian lama Indonesia tak pernah
lolos sampai ke final.
Malam pun tiba. Pertandingan yang ia
tunggu-tunggu dengan penuh ketegangan akhrinya datang. Indonesia melawan
Malaysia di Bukit Jalil, Malaysia. Itu adalah tantangan tersendiri bagi
Indonesia karena harus bermain di rumah orang dengan tekanan yang berat. Ketegangan
sekaligus kebahagiaan Arina memuncak. Dengan semangat, ia berdiri di depan
layar kaca dan menaruh tangannya di dada kiri selayaknya para pemain untuk
bernyanyi Indonesia Raya. Tanpa disadari air matanya mengalir diiringi lagu
kebangsaan. Inilah pertama kalinya ia bernyanyi sampai menangis seperti ini. Ia
merasakan adanya sesuatu yang menggetarkan hatinya saat ia melantunkan lagu
Indonesia Raya. Apalagi ketika ia melihat para pemain dan gema suara supporter di stadion, merindinglah ia.
Suara peluit wasit pun dibunyikan.
Betapa deg-degannya saat
menyaksikan. Ketika Malaysia menyerang Indonesia, ia langsung memejamkan mata
dan menutup telinganya seraya berdoa agar Indonesia tidak kebobolan.
Pertandingan malam ini memang menguras emosi. Malaysia dan Indonesia sama-sama
dapat menyerang. Pada babak pertama, imbang 0-0. Arina cukup bangga dan sedikit
merasa tenang akan perolehan itu. Babak kedua pun dimulai. Emosi Arina memuncak
di babak kedua ini. Pemain Malaysia berhasil menjebol gawang Indonesia sehingga
skor berubah menjadi 1-0. Arina sangat sedih, namun ia masih percaya kalau
Indonesia bisa menang. Tiba-tiba, terlihat sinar kecil bewarna hijau menyoroti
muka penjaga gawang Indonesia. Sepertinya ada sinar laser yang digunakan salah
satu supporter di stadion. Hal itu jelas mengganggu konsentrasi pemain dan akhirnya
permainan dihentikan sejenak. “Itu kenapa sih harus nge-laser segala? Kalau mau
menang tuh sportif dong!’ ujar Arina emosi dalam hati. Tiba-tiba, lemparan
botol-botol menghujani lapangan. Hal itu membuat Arina sangat kesal. Ia yakin
pasti masyarakat Indonesia lainnya yang menonton juga akan sangat kesal pada
oknum yang melakukan itu. Akhirnya pertandingan pun di lanjutkan. Malaysia
tiba-tiba menyerang Indonesia, Arina langsung memejamkan mata dan menutup
telinga. Tapi sayangnya, serangan itu membuahkan gol. Sehingga Malaysia unggul
kembali dengan 2-0. Terlihat lemparan botol mengenai daerah gawang Indonesia.
Dengan suasana pertandingan yang panas dan emosi, Arina pun bertambah sangat
sedih dan akhirnya ia menangis. Ia langsung mengambil air wudhu lalu mendirikan
solat. Tangisannya tak bisa terbendungkan. Ia juga mengadahkan tangannya pada
yang Kuasa agar Indonesia diberi kemenangan. Tangisannya masih mengalir, rasa deg-degan pada dirinya juga masih
menyelimuti. Terdengar suara dari televisi yang menggambarkan keriuhan. Arina
merasa kalau terjadi gol. Ia pun mengkhusyukkan doanya dan terus meminta
pada-Nya agar diberikan kemenangan dan kekuatan untuk Indonesia. Setelah
selesai, ia kembali ke depan televisi dan melihat papan skor. Ternyata Malaysia
sekarang unggul 3-0. Betapa sedihnya perasaan Arina malam ini. Peluit wasitpun
terdengar menandakan berkahirnya pertandingan malam ini. Arina langsung menuju
kamarnya masih diiringi air mata. “Ya Allah, hamba tau malam ini ternyata
Indonesia kalah. Tapi aku yakin ini adalah hal terbaik yang Engkau berikan. Lagian
kan mereka juga menang dengan cara yang kurang sportif. Engkau tau yang
terbaik. Semoga di pertandingan final selanjutnya Indonesia bisa menang ya, Ya
Allah. Aamiin,” ucap Arina sambil memejamkan matanya.
Indonesia
masih punya kesempatan sekali lagi. Pertandingan final diadakan 2 kali. Setelah
kekalahan melawan Malaysia 3-0 dikandang Malaysia, final kedua akan diadakan di
Indonesia. Ya setidaknya jika bertanding di Indonesia, timnas akan lebih
semangat lagi. Arina sangat kagum dengan semangat dan rasa nasionalisme yang
dipunyai para pemain. Terdapat 2 pemain naturalisasi tetapi rasa bangga mereka
terhadap Indonesia begitu kental. Mengapa orang yang dilahirkan asli di
Indonesia dan berdarah Indonesia terkadang rasa cinta terhadap negerinya kurang
atau bahkan tidak ada? Padahal, banyak warga negara asing yang mengabdikan
dirinya untuk Indonesia dan punya rasa cinta untuk Indonesia yang tinggi.
Laga final kedua malam ini dimulai.
Malam ini, malam yang berbeda bagi
Arina. Arina akan menyaksikan pertandingan itu bersama-sama di salah satu
monumen yang sangat terkenal di kotanya. Bahasa gaulnya "nobar" atau nonton bareng. Arina
bersama teman-teman bandnya juga tampil di tempat itu sebelum nobar. Banyak sekali yang datang ke sana
untuk nobar pertandingan final kedua
Indonesia melawan Malaysia.
Layar
besar yang terpajang di sana menampakkan para pemain sudah memasuki lapangan.
Orang-orang yang nobar termasuk Arina
berteriak dan tepuk tangan selayaknya di stadion. Arina sangat senang karena
merasa seperti nonton langsung di stadion. Merinding tubuhnya dan mengalir air
matanya ketika bernyanyi Indonesia Raya. Setelah itu, ia memanjatkan
doa agar Indonesia bisa menang. Arina menyaksikannya dengan penuh ketegangan dan
rasa bangga. Ia juga mengenakan baju tiruan yang dipakai oleh timnas.
Indonesia
dan Malaysia saling menyerang. Banyak momen yang membuat Arina sangat deg-degan. Tak hentinya ia berdoa untuk
kemenangan Indonesia malam ini. Tetapi, ada sesuatu yang membuat Arina kesal.
Indonesia mendapat hadiah tendangan penalti dan Bambang Pamungkas yang
mengambil tendangan itu. Ya tentu seluruh masyarakat Indonesia menginginkan
terciptanya gol, namun ternyata tendangan itu meleset sehingga kedudukan masih
0-0. Kegagalan mengeksekusikan penalti memang membuat Arina kecewa tetapi yang
membuat Arina kesal bukanlah itu. Kata-kata para penontonlah yang membuat ia
kesal. Setelah kegagalan penalti itu, banyak penonton yang berkata kasar
ataupun mengejek pemain timnas. “Kenapa harus dijelek-jelekin sih? Hargai dong!
Mereka kan juga udah berjuang sampai bisa ke final, dan itu enggak mudah. Kalau
dukung tuh gak pas menang doang, kalau kalah juga harus didukung!” ujar Arina kesal di dalam hati.
Pertandingan
terus berlangsung. Sekarang kedudukan berubah menjadi 1-0 atas keunggulan
Malaysia. Tetapi Arina tetap optimis kalau Indonesia bisa menang, selama peluit
wasit belum tertiup berarti masih ada kesempatan. Tiba-tiba, “GOOOOOLLL!!!” teriakan kegembiraan meluap. Akhirnya momen yang
ditunggu datang juga. Arina mencoba meniru gaya selebrasi pemain yaitu
mengacungkan jarinya. Saat ia melakukan hal itu, Arina merasakan seperti
terbang dan sangat bahagia. Sekarang ia mengerti mengapa pemain melakukan hal
itu. Arina dapat menyimpulkan bahwa selebrasi adalah salah satu cara bersyukur
dan untuk meluapkan emosi.
Papan
skor masih menunjukkan angka 1-1. Menit-menit akhir pertandingan, Indonesia
masih bisa mencetak gol satu lagi sehingga berubah menjadi 2-1. Akhirnya, wasit
pun meniup peluit akhir pertandingan. Betapa senangnya Arina malam ini karena
Indonesia bisa menang. Tetapi di sisi lain, Arina juga kecewa karena Indonesia
gagal juara AFF tahun ini. Pada laga final Indonesia hanya mampu mengumpulkan
gol 2 sedangkan Malaysia 4. Arina menangis melihat para pemain yang menangis
kecewa karena gagal menjadi juara.
“Kalian tetap juara dan akan selalu juara bagiku,
Indonesia. Suatu hari nanti, aku yakin sepak bola kita bisa bangkit, maju, dan
jadi juara di dunia. Aku juga akan menjadi bagian darimu Timnas untuk
Indonesia. Semangat!”
ucap Arina dalam hatinya sambil tersenyum haru.